Nama Tinjul dulunya adalah Mengkalan Sauh. Daerah ini dulunya jadi tempat kapal bersandar atau tempat pangkalan untuk melempar sauh. Daerah Pangkalan Sauh dulunya ramai sebelum beralih ke Bakong. Menurut sejarahnya, orang sering datang meninjau atau tinjau ke bukit yang tinggi. Namun tak pernah sampai ke perkampungan masyarakat karena akses jalannya sangat susah. Dalam bahasa Tinjul, bahwa tinjau atau meninjau sering disebut tinjo. Kebiasaan akhirnya dibuat nama Tinjul.
Masyarakat Tinjul menggunakan bahasa yang oleh masyarakatnya dikenal dengan sebutan Bahasa Sekanak. Dalam kesehariannya, sebagian penduduk Desa Tinjul menggunakan bahasa Melayu Sekanak untuk berkomunikasi. Lingkungan yang mengelilingi desa ini merupakan lingkungan yang masih didiami oleh orang-orang Melayu dan juga orang pendatang. Bahasa Sekanak ini memiliki berbagai fungsi yaitu sebagai lambang identitas daerah, dan alat komunikasi di dalam keluarga dan masyarakat daerahnya.**
(Sumber : kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/asal-usul-nama-tinjul )