Senin, 20 Desember 2021

Kades Tinjul Optimis Pembangunan Masjid Al Khair InsyaAllah Selesai Januari 2022

Kades Tinjul Optimis Pembangunan Masjid Al Khair InsyaAllah Selesai Januari 2022


Dalam rangka menjelang dan menyambut bulan suci ramadhan yang di perkirakan jatuh pada 2 April 2022 bertepatan 1443 hijriah, pasti menjadi momen ditunggu kaum muslim diseluruh dunia.

Ini pertama kali, Amren selaku Kades Tinjul mengambil momen yang penuh berkah dengan melaksanakan kegiatan meneruskan bangunan Masjid Al Khair di desanya.

Hal ini tak terlepas atas berkat kerjasama jajaran pemerintahan Desa Tinjul dan Kecamatan Singkep Barat, Kabupaten Lingga. Pekerjaannya mulai dilaksanakan, Minggu (12/12/2021).

Kegiatan yang langsung dipimpinnya, sesuai rencana dan niat Amren selaku kepala desa. Menurutnya dari akhlak merupakan penentu sebuah kesuksesan seseorang.

“Bukan semata-mata karena ilmu yang dimiliki maupun kerja keras, tetapi akhlak juga memiliki andil besar dalam menentukan kesuksesan tersebut,” ucapnya.

Sambungnya, oleh karena itu ia meminta kepada warga Tinjul untuk menjaga akhlaknya sesuai dengan Al Qur’an dan Al Hadis.

Dengan melihat kondisi Masjid Al Akhair sedang dalam penataan dengan baik, Amren menjelaskan, bahwa pembangunan yang menggunakan diluar DD/Dana Desa atas kepedulian seluruh masyarakat Desa tinjul.

“Dananya bersumber dari dana pihak ketiga yakni dari hasil musyawarah perangkat desa bersama masyarakat, tujuannya demi pembangunan Masjid sebagai tiang agama kaum muslim Desa Tinjul,” ungkapnya.

Dikatakannya lagi, bahwa masjid desa tinjul dalam kondisi yang kurang maksimal seperti pelafon dan lantai keramik belum terselesaikan selama ini.

“Maka dengan adanya ruang pintu rejeki dari pihak ketiga yang berminat berpartisipasi di wilayah Desa Tinjul, insya Allah akan terakomodir mengenai masjid ini yang belum selesai 100%,” jelasnya.

kita akan berupaya semaksimal mungkin, kata Amren pada akhir tahun 2021 ini selambat-lambatnya bulan Januari 2022 segera diprioritaskan menjadikan masjid bagus hingga jama’ah merasa nyaman.

“Ini merupakan rumah Allah SWT. Berharap jangan sampai rumah ibadah kita sudah bagus kaum muslimin kurang peduli dengan amal ibadah,” pintanya.

Terkhusus warga Desa Tinjul, ia menyampaikan ucapkan terimakasih karana sudah ikut andil dan berpartisipasi dalam pembangunan masjid tersebut.

“Apa yang dilakukan hari ini semua akan mendapatkan berkah,” pungkasnya.

(Sumber: rcmnews.id/nyamankan-jamaah-kades-tinjul-optimis-pembangunan-masjid-al-khair-selesai-januari-2022/2)

Benarkah Sumur "Hang Tuah" Ada di Desa Tinjul ?

Benarkah Sumur "Hang Tuah" Ada di Desa Tinjul ?


Salah satu sumber penghasilan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah bersumber dari pariwisata, apalagi Kabupaten Lingga yang merupakan daerah sejarah sangat potensial untuk dikembangkan, salah satunya adalah wisata sejarah.

Namun untuk mendukung potensi wisata sejarah agar menarik wisatawan hadir atau datang tentunya harus juga didukung oleh kesediaan infrastruktur yang memadai, mudah dan gampang untuk diakses.

Seperti halnya lokasi sejarah yang berada di Desa Tinjul Kecamatan Singkep Barat. Dilokasi tersebut ada Sumur/Perigi Hangtuah, dimana berdasarkan buku sejarah Hangtuah, Hangtuah pernah bermukim di Sungai Buluh Kampung Sekanak, dimana masyarakatnya bisa berbahasa Sekanak sebagai bahasa asli orang Melayu pedalaman dan Perigi/sumur Hangtuah tersebut merupakan perigi/sumur yang pernah digunakan oleh Hangtuah.

Namun sayangnya akses ke lokasi Perigi Hangtuah tersebut berupa Jembatan yang dibangun dari kayu dan bambu kini kondisinya sudah sangat memprihatinkan karena memang sedari awal dikarenakan keterbatasan biaya, jembatan tersebut dibangun seadanya oleh masyarakat.

“Itupun sengaja dibuat dikarenakan pada waktu itu untuk dilalui oleh rombongan Pak Ridakaliamsi yang merupakan salah satu sejarawan kepri dan Kadis Kebudayaan Kabupaten Lingga mau meninjau Perigi/Sumur Hangtuah di Sungai Buluh Desa Tinjul itu,” Kata Kades Desa Tinjul Amren, saat meninjau lokasi Perigi Hangtuah pada Minggu (25/09)

Untuk mengatasi permasalahan itu, dia selaku Kades sudah mengajukan proposal ke Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga dan Pemerintah Provinsi Kepri yang tujuannya agar pemerintah segera membangun jembatan tersebut.

“Kami dari Pemerintah Desa sudah mengajukan proposal dan kami berharap mudah-mudahan di Tahun 2022 nanti bisa segera di relasasikan,” harap Amren

“Selain pembangunan jembatan kita juga berharap ada renovasi dilokasi Perigi Hangtuah agar para wisatawan baik wisatawan lokal maupun wisatawan luar yang ingin ber wisata di Perigi Hangtuah ini, bisa nyaman saat berkunjung,” Tambahnya

“Dan nantinya bila wisata sejarah ini berkembang, tentu saja bisa menjadi salah satu penggerak perekonomian masyarakat dan penghasil PAD bagi Kabupaten Lingga,” Pungkas Amren.

(Sumber: https://monitorriau.com/news/detail/19883/masih-ada-situs-sejarah-hang-tuah-di-desa-tinjul-kecamatan-singkep-barat-kabupaten-lingga)

Ternyata Ini Asal Usul Nama Tinjul (Sebuah Tinjauan Singkat Asal Penamaan Desa Tinjul)

Ternyata Ini Asal Usul Nama Tinjul (Sebuah Tinjauan Singkat Asal Penamaan Desa Tinjul)

Gambar: Masjid Alkhair Desa Tinjul

Desa Tinjul merupakan desa pemekaran dari desa induk, yakni Desa Bakong di Kecamatan Singkep Barat, Kabupaten Lingga, Kepri. Desa Tinjul terbentuk berdasarkan Perda Nomor 9 Tahun 2012. Desa Tinjul memiliki sejumlah kampung, antara lain Kampung Sungai Gelam, Kampung Benteng, Kampung Bangsal Tinjul, Kampung Kangka, Kampung Sungai Besar, Kampung Suak Garam, Kampung Suak Anggun, Sungai Sembilang, Sungai Keruh, Sungai Dusun dan Bukit Tinggi.

Nama Tinjul dulunya adalah Mengkalan Sauh. Daerah ini dulunya jadi tempat kapal bersandar atau tempat pangkalan untuk melempar sauh. Daerah Pangkalan Sauh dulunya ramai sebelum beralih ke Bakong. Menurut sejarahnya, orang sering datang meninjau atau tinjau ke bukit yang tinggi. Namun tak pernah sampai ke perkampungan masyarakat karena akses jalannya sangat susah. Dalam bahasa Tinjul, bahwa tinjau atau meninjau sering disebut tinjo. Kebiasaan akhirnya dibuat nama Tinjul.

Masyarakat Tinjul menggunakan bahasa yang oleh masyarakatnya dikenal dengan sebutan Bahasa Sekanak. Dalam kesehariannya, sebagian penduduk Desa Tinjul menggunakan bahasa Melayu Sekanak untuk berkomunikasi. Lingkungan yang mengelilingi desa ini merupakan lingkungan yang masih didiami oleh orang-orang Melayu dan juga orang pendatang. Bahasa Sekanak ini memiliki berbagai fungsi yaitu sebagai lambang identitas daerah, dan alat komunikasi di dalam keluarga dan masyarakat daerahnya.**

(Sumber : kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/asal-usul-nama-tinjul )

Kamis, 16 Desember 2021

BUMDES Serumpun Mandiri Desa Tinjul Bentuk 5 Unit Kerja.

BUMDES Serumpun Mandiri Desa Tinjul Bentuk 5 Unit Kerja.

Sejak tahun 2017 lalu Desa Tinjul telah membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) untuk menggali Penghasilan Asli Desa (PAD) yang bertujuan menyentuh langsung kalangan masyarakat yang memiliki jiwa usaha dan mendayagunakan kekayaan lokal Desa demi menuju masyarakat yang Mandiri dan sejahtera.

Hari ini tepat tanggal 6 September 2021 Bumdes Desa Tinjul membentuk Unit kerja bersama Kepala Desa (Kades) Desa Tinjul Amren yang juga dihadiri oleh Ketua LPM, Kaur Ekbang dan seluruh peserta Unit kerja Bumdes, adapun kegiatan dilaksanakan diruangan Kepala Desa Kantor Desa Tinjul.

Amren selaku Kades yang juga merupakan Komisaris BUMDES menyampaikan bahwa Bumdes merupakan jantung Perekonomian Desa oleh sebab itu di butuhkan perhatian lebih pada lembaga ini yang mana harus didukung dengan orang orang yang energik, semangat dan berjiwa wira usahawan.

“Saya mengamanahkan tanggung jawab ini kepada pengurus Bumdes supaya lebih kreatif lagi dalam mendayagunakan kekayaan lokal untuk dijadikan pundi pundi rupiah,” Pesan Amren Kepada Pengurus Bumdes

Amren juga berharap dengan telah terbentuknya Unit kerja tersebut BUMDes dapat bekerja semaksimal mungkin dibidangnya masing-masing.

“Yang terpenting kekompakan team sangat berpengaruh pada Kesiapan kita dalam menjawab Tantangan saya ini,” ungkap Amren

Sementara itu Ketua Bumdes Serumpun Mandiri Desa Tinjul, Abdul Munawir berjanji akan mengejar target yang diamanahkan oleh Kepala Desa untuk menambah PADes guna meningkatkan kesejahteraan Masyarakat Desa Tinjul.

“Ini merupakan PR besar bagi kami untuk mengejar Target yang diinginkan oleh Bpk Kepala Desa dengan Tujuannya untuk menambah PADes yang berdampak Pada kesejahteraan Masyarakat Tinjul. Saya yakin dengan semangat dan kerja sama kita bisa menjawab Tantangan ini.” Ungkap Abdul Munawir.

Adapun unit yang terbentuk pada hasil rapat itu ialah

1. Unit Perikanan Kelautan
2. Unit Kebutuhan Sembako
3.Unit Pariwisata
4. Unit Perabotan (Kosen)
5. Unit Produk lokal

(Abu Sumber indepthnews.id)

Kamis, 04 Februari 2021

Plt Bupati Lingga Hadiri Panen Udang Vanamei di Desa Tinjul dan Resang

Plt Bupati Lingga Hadiri Panen Udang Vanamei di Desa Tinjul dan Resang


Plt Bupati Lingga didampingi istri turut menghadiri acara Panen Parsial Tambak Udang Vanamei yang bertempat di Desa Tinjul Kecamatan Singkep Barat serta Panen Persial Tambak Udang Pokdakan Mesrai Maju Di Desa Resang Kecamatan Singkep Selatan. Jumat (5/6)

Hadir pada kegiatan ini Ketua DPRD Kabupaten Lingga, Kasi sarana dan prasarana perikanan budidaya, Camat Singkep Barat, Kepala Desa Tinjul, Para ketua Pokja dan serta masyarakat sekitar yang menyambut antusias kegiatan panen parsial udang Vanamei di lokasi daerahnya.

Kegiatan diawali dengan pembacaan doa sebagai harapan diberikan kelancaran dalam melaksanakan panen Vanamei di tambak udang Desa Tinjul.

Mastur selaku ketua tambak udang Desa Tinjul menyampaikan Panen ini merupakan panen yang ke 3xnya. Untuk itu, targetnya hanya ingin mengangkat sebanyak 500 kg.

“Insyaallah dengan program ini Lingga akan lebih maju untuk bidang ekonomi masyarakatnya” tutur Mastur.

Sementara Camat Singkep Barat pada sambutannya menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya atas kehadiran Bupati Lingga yang juga turut didampingi istrinya dalam pelaksanaan panen udang Vanamei ini.

“Saya merasa bangga kepada masyarakat saya khususnya Pokja dalam mengelola tambak ini dengan baik sehingga dapat membuahkan penghasilan untuk masyarakat kami khususnya Pokja (terus berkembang) ini”. Sebut Camat Singkep Barat.

Plt. Bupati Lingga yang hadir pada kesempatan ini menyampaikan dan mengajak masyarakat bekerjasama dalam memanfaatkan BUMDES.

“Kita berharap panen ini terus berlanjut dan kedepannya kita terus berharap selalu mendapatkan peningkatan mulai dari hasil panen hingga terwujudnya penambahan kolam untuk tambak udang ini” ujar Plt M. Nizar.

Nizar berharap, dari hasil panen ini masyarakat bisa lebih kompak untuk hasil dari panen dan dapat dibelikan entah itu untuk bentuk bibit baru atau perawatan tambak bahkan kebutuhan lainnya.

“Insyaallah pemerintah daerah tidak akan tutup mata dan semoga kegiatan seperti ini terus berlanjut didaerah Lingga bagian manapun” imbuh Plt Bupati Lingga ini.

Dihari yang sama kegiatan Panen parsial udang Vanamei juga dilaksanakan di Singkep Selatan Desa Resang yang memiliki target panen yang sama juga yakni sebanyak 500kg.

“Alhamdulillah pihak desa dan juga masyarakat saling semangat bergotong royong untuk lebih berkembang kedepannya lagi dalam mengelola tambak udang ini” sebut Kades Resang.

Selain itu ditempat yang sama, Muslim selaku perwakilan dari Dinas Perikanan menyampaikan dukungannya kepada Pokja pengelola tambak udang agar terus meningkatkan kekompakan dalam melakukan perawatan tambak udang sehingga dapat menghasilkan hasil panen yang lebih banyak lagi.

“Nanti udang ini akan di ekspor ke Batam sesuai size yang sudah ditetapkan dan kita berharap tentunya untuk panen berikutnya dapat lebih banyak melebihi target awal kita” tutup Muslim. (SMI- linggakab.go.id)